QW-3 : Rudal Panggul Andalan Paskhas TNI AU

Setelah cukup lama tak mengoperasikan rudal, akhirnya saat ini Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU kembali dipercaya mengoperasikan rudal anti serangan udara alias SAM (surface to air missile). Tapi beda dari tahun 60-an, kala itu TNI AU punya arsenal monster SAM SA-2 , yakni rudal berjangkauan jarak sedang yang punya kecepatan 3,5 Mach dan jadi momok menakutkan bagi pesawat tempur NATO.

Nah, lima dekade telah berlalu, saat ini Paskhas TNI AU sayangnya tak lagi mengoperasikan rudal hanud (pertahanan udara) jarak sedang. Konon sesuai kebutuhan strategis, Paskhas TNI AU kini justru mengusung alutsista berupa rudal SAM jarak pendek, rudal yang dimaksud tak lain adalah QW (QianWei)-3 buatan CPMIEC (China National Machinery Import and Export), RRC. QW-3 terbilang alutsista anyar di lingkungan TNI, rudal ringan ini kabarnya baru masuk ke arsenal alutsista TNI AU pada kuartal kedua tahun 2010 lalu. Salah satu kesatuan Paskhas yang pertama mengoperasikan QW-3 yakni Skadron Paskhas 463 di Madiun, Jawa Timur.

Ditilik dari spesifikasinya, QW-3 merupakan jenis rudal panggul hanud permukaan ke udara untuk menghadapi sasaran pesawat tempur berkecepatan tinggi/rendah dengan ketinggian rendah maupun sangat rendah. Sebagai rudal hanud berjangkauan jarak pendek, jarak tembak maksimumnya hanya sampai 8 Km dengan ketinggian maksimum 5 Km. Dilihat dari profilnya jelas QW-3 amat ideal menghantam pesawat tempur atau helikopter lawan yang terbang di ketinggian rendah.

Tak seperti rudal panggul (portable) yang ada saat ini, QW-3 yang pertama kali diperkenalkan pada Zhuhai Air Show di Cina tahun 2002, tak menggunakan sistem pemandu passive infra red. Rudal ini justru menggunakan pemandu semi aktif laser yang ditempatkan pada bagian moncongnya. Dengan pemandu laser, rudal ini relatif tahan terhadap flare (pengecoh panas) yang diluncurkan pesawat sasaran. Teknologi lain yang melengkapi QW-3 adalah anti jamming. Untuk mendukung manuver tinggi saat menguber dan menghancurkan, rudal ini dilengkapi teknologi mikro komputer.

Tampilan utuh QW-3

Tak mudah bagi pesawat untuk lolos bila telah dikunci oleh rudal ini, kecepatan luncur rudal ini terbilang fantastis untuk kelas rudal panggul, yakni 750 meter per detik, atau sekitar 2,7 Mach. Hulu ledaknya mengadopsi jenis high-explosive fragmentation dengan radius mematikan 3 meter.

Keunggulan lain dari rudal ini dapat membuat analisa logis dari energi target dan karakteristik gerakan dari target serta mengenali target secara efektif tanpa hambatan. Adapaun sistem perlengkapan rudal QW 3 dan BCU (Battery Coolant Unit) tersimpan dalam wadah tertutup rapat (kedap udara, anti kelembaban tahan lama), ukurannya kecil dan portable, sehingga dapat diaplikasikan pada kendaraan tempur (tank, mobil tempur dan kendaraan lainnya).

Platform peluncur QW-3

Sebagai rudal panggul, pengoperasian QW-3 terbilang sederhana dan punya mobilitas sangat tinggi. QW-3 diawaki oleh seorang juru tembak dengan posisi menembak berdiri. Selain bisa dioperasikan lewat panggul oleh seorang prajurit, untuk menjaga ke stabilan rudal seberat 23 Kg ini juga dipasangkan pada dudukan tripod pada kendaraan jip.

Saat digunakan oleh Paskhas, QW-3 tercatat sudah beberapa kali diujicoba, seperi di Garut, Jawa Barat pada 9 Juli 2010. Rudal yang diujicoba sebanyak empat buah. Sasaran tembaknya adalah beberapa pesawat yang menggunakan remote control, “tujuan kegiatan ini untuk mengetahui ketepatan maksimal sasaran tembak. Hasil uji coba cukup berhasil karena tepat mengenai sasaran,” ujar Kepala Penerangan Pasukan Khas TNI AU Lanud Sulaeman, Letnan Kolonel Sus Ahmad Nairiza, dikutip dari Tempointeraktif.com (9/7/2010).

QW-3 milik Paskhas dipasang dalam platform tripod di kendaraan jip

Selain di Garut, sebelumnya QW-3 juga diujicoba di pantai selatan kabupaten Pacitan pada kamis (10/6/2010) disaksikan oleh para pejabat TNI AU, Dephan, dan Mabes TNI. Kegiatan uji tembak tersebut dapat berjalan dengan lancar dan cukup berhasil ditandai dengan tembakan Rudal mengenai sasaran tembak berupa pesawat target drone. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi QW-3
Panjang : 2,1 meter
Berat : 23 Kg
Jangkauan : 0,8 – 8 Km
Ketinggian max : 5 Km
Kecepatan luncur : 750 meter per detik/2700 Km per jam
Hulu ledak : high-explosive fragmentation
Mesin : Roket berbahan bakar padat
Pemandu : semi aktif laser

19 responses to “QW-3 : Rudal Panggul Andalan Paskhas TNI AU

  1. soekarnoismLEFT

    hari gini masih berkutat ama v/shorad a.k.a manpads ? apa kata duniaaaa 🙂 AURI untuk air defence nya seharusnya dah PAKE SA-3 GOA,SA-6 GAINFUL,SA-8 GECKO dan S-300 untuk pertahanan udara berlapis mending invest dibidang air defence+litoral/coastal defence daripada ngurusin GEDUNG pada anggota D/Hewan atau tarik ulur hukuman koruptorr—->sita kekayan para koruptorrr+keluarga pake untuk kepentingan pertahanan+keamanan sedangkan utk koruptornya hukum dengan cara social service NGEJAGAIN PERBATASAAN TERLUAR NKRI 😦

    Suka

  2. gw gak setuju kalo lo mandang sebelah mata sama qw 3 gan.semua pesawat serang permukaan dan heli pasti terbang rendah.ibarat nembak lalat pake aden gun kalo lo ngehajarnya pake gecko/gainfull.mubazir bro! karuan dapet qw3 100 biji yg mobile dgn harapan ngejatuhin 100 plane lawan daripada cuma 1 dgn gainful/gecko yg ribet ngegelarnya sehingga mudah di seek & destroy lawan.inget,indo dan vietnam menang bukan karena pertahanan yg masif dan statik tapi dengan serangan kecil mematikan yg mobile & kontinyu.kita biasa perang pake otak gan bukan pake otot.

    Suka

    • soekarnoismLEFT

      makasih kamerad atas kritiknya tapi nyang ane tulis “pertahanan udara berlapis” lha manpads jarak maxnya 10 km an kalo ada F-15 SE,F-18,F-22,SU_30 mki atau MIG-35 nyosor wilayah sensitif NKRI bijimana? emang kalo untuk nyikat helo ama light fighter bisalah pake SHORAD/point air defence tapi kalo ngadepin high speed fighter jet ama high altitude bomber atau missile yah ngos2x an lah 😀

      Suka

  3. setuju kamerad komisar.tapi ingat gainful/gecko adl.SAM untuk ngehajar pesawat high altitude seperti pembom strategis dan hari gini era pembom sudah tinggal history.kalo menurut gw lebih pas ngehajarnya pake buru sergap yg sekaligus pesawat ground attack seperti sukro atau rafale (sori ye, walau gw eneg sm amrik tapi gw setuju ama ide mcnamara untuk buat pesawat multirole seperti F111 dan F35 JSF).jadi anggaran SAM menengah bs dialihkan buat submarine yg bermitra dgn buru sergap nyegat invasi di luar batas negara kita.kalo bisa kita hancurkan mereka diluar jgn sampai masuk inner defence.saran gw perbanyak fighter multirole dan submarine.hancurkan mereka diluar! attack! attack! attack! jangan berfikir kebobolan dulu!

    Suka

    • soekarnoismLEFT

      spasibo tovarich ! thanks atas idenya kamerad ibarat kalo mo ribut jangan di ruang tamu tapi di luar pagar biar kagak ngacak2 isi ruang tamu 🙂 namun skali lagi mnrt ane SAM menengah~jauh plus radar tetep dibutuhin untuk preemptive air defence karena daya jelajah fighter/interceptor/air superiority lmyn terbatas sukhoi skali terbang ongkosnya 500~800 jt boss tapi tetep jet fighters is NUMBER ONE for the air force and with navy they are the spear head of our nation defence power !

      Suka

      • Sekedar nambahin, SAM jarak sedang memang diperlukan untuk mendukung Hanudnas, ada catatan yang menarik, beberapa kegiatan infiltrasi dilakukan pasukan komando lewat terjun payung HALO (high altitude low open), so pasti pesawat angkutnya harus terbang sangat tinggi (diatas 10.000 kaki). Untuk menghantam pesawat di ketinggian tersebut tentu harus diserahkan ke SAM jarak menengah, kalau dulu jaman tahun 60-an kita punya SA-2.

        Ada lagi kisah mengenaskan, betapa hanud TNI memang butuh SAM jarak sedang. Pasca jejak pendapat di Timor Timur (1999) sudah begitu banyak black flight yang masuk teritori RI, beberapa memang bisa sukses di intercept jet TNI AU (Hawk 100/200). Tapi sadar akan kelemahan hanud kita, F-111 dan F/A-18 Recon dari negeri Kangguru kerap “meledek” pertahahan udara RI. Salah satunya pada suatu malam (setelah peristiwa intercept), beberapa jet tempur Australia melakukan terbang formasi di atas lanud Kupad, NTT. Intinya kita tahu ada pesawat tempur asing, tapi apa daya, kalau pun mau ditembak, mau ditembak pakai apa? hehe.. Mau di intercept juga serba susah, kebetulan kala itu yang ready Hawk 200 yang punya keterbatasan ketinggian terbang.

        Suka

  4. danke es geht.setuju kamerad comisar terutama radar dan jangan lupa,pulau2 terluar di isi koruptor dan aparat yang suka kolusi terutama org pajak biar nilai tawar kita dalam diplomasi lur negeri kuat.tapi diawasi ye sm marinir kalo perlu di bawah todongan bayonet soalnya nanti kolusi sama negara tetangga yang suka pamer duit itu.kalo macem2 telenin aja granat nanas.pokoknya indonesien uber alles!

    Suka

  5. lanud kupang perlu ditambahkan skanud TNI AU dan TNI AL yaitu jenis SU.35,SU.30,SU.33,dan tambahan MIG.31,MIG.29(all varian).biar terkesan banyaknya menumpuk di LANUD ISWAHYUDI…Tapi bagaimana ANGGARANNYA?

    Suka

  6. MENURUT HEMAT KAMI,KELUARGA DPRT PAN PONDOK KARYA PONDOK AREN TANGSEL…MUSUH UTAMA RAKYAT INDONESIA ADALAH PARA KORUPTOR YANG MEMBAWA UANG RAKYAT KELUAR NEGERI.UNTUK MEMBIAYAI INDUSTRI MILITER DAN MEMBELI ALUTS.TNI SAJA,SAUDARAKU MENHAN SAMPAI MENCARI2 SIAPA YG MAU JADI KREDITOR?…SEKARANG RAKYAT BUTUH KEJUJURAN DARI PENEGAK HUKUM KITA?.TANGKAP DAN ADILI PARA KORUPTOR ITU SEMUA,GANTUNG SAJA SEPERTI DIARAB SAUDI…

    Suka

  7. DPRT PAN PONDOK KARYA PONDOK AREN TANGSEL BANTEN PERLU MENANGGAPI ADANYA KENAIKAN 25 % TUK SISI ANGGARAN GAJI TUNJANGAN TNI BAIK TAMTAMA,BINTARA,PURNAWIRAWAN,KELUARGA VETERAN SERTA WARAKAURINYA.JANGAN LUPA SAUDARAKU MENHAN DAN PANGLIMA,SAUDARAKU PIMP.FRAKSI PAN DPR.RI,YAITU FASILITAS KEPEMILIKAN PERUMAHAN TERMASUK DIDALAMNYA…TAHUN INI COBA DIBICARAKAN AGAR HAL INI DAPAT DIJADIKAN AGENDA PERTAMA.TRIMS.

    Suka

  8. KELUARGA DPRT PAN PONDOK KARYA PONDOK AREN TANGSEL BANTEN,MOHON MAAF LAHIR BATIN,SELAMAT MENJALANKAN IBADAH BERPUASA BAGI SAUDARAKU MUSLIM DIMANA SAJA SAUDARAKU BERADA…KAMI MALU UNTUK BERBUAT CELA-HREE DARMA SANTY,KERJA KERAS,KERJA CERDAS,KERJA IKHLAS.

    Suka

  9. Paskhas AU merupakan pasukan elit yang dimiliki TNI, berdasarkan hal tersebut tingkatkan eksistensi, Alutsista, organisasi dari pasukan elit tersebut, kami masyarak mendukung, Jaya Paskhas…

    Suka

  10. maju terus paskhas banyakin referensi tentang materi2 perang disatuan……………………..

    Suka

  11. Ping-balik: Awas! Black Flight di Atas Lanud El Tari « The Indo Militer

  12. Ping-balik: Triple Gun : Alutsista “Khas” Korps Paskhas TNI AU « The Indo Militer

  13. kayak’a kenal ma yang manggul di atas..??

    psti pk eko…
    yang pnh brtugas di nusa dua

    Suka

  14. Tetep apapun yang terjadi anggaran yang besar harus dikeluarkan.Segala macam strategi ga pernah bisa membuat lawan tertangkal saat memasuki wilayah NKRI jika anggaran untuk beli payung pelindung hanya pas-pasan karena wilayah negara kita begitu luas dan ruangnya sangat terbuka. Sukhoi dan Rafale tercanggih tetap diperlukan dalam jumlah yang besar, jangan cuma belasan doang. Arhanud jarak sedang dan jauh tetap harus terpasang sebagai Ring kedua. Gambarannya setelah lolos dari intercept Burung Besi raksasa kita, Arhanud jarak menengah lah yang menjawab. Lolos dari Arhanud jarak menengah baru pesawat tempur ringan sekelas K-50 yang dipersenjatai mengahalau atau sukur2 bisa beli Mig 35 terbaru. Lolos dari penjagaan pesawat tempur ringan maka Arhanud jarak pendek yang bekerja.

    Suka

  15. Rimas Kautsar

    pelajaran dari peristiwa MH17 di Ukraina, ternyata rudal SAM masih perkasa menghajar pesawat udara, Sukhoi Ukraina ditembak jatuh sama pemberontak separatis sudah 2 atau 3 buah

    Suka

  16. Jangan ribut soal Rudal Hanud sobat. Kalau kita sungguh-sungguh punya kemauan untuk mandiri, Rudal SAM- 2 yang sudah pensiun itu kita obrak abrik isinya kita contek detail mekaniknya. Tinggal up grade sensor target, hulu ledak dan propellannya. Ini cara kerja militer China. It is so easy . Very-very easy.

    Suka

Tinggalkan komentar