Bofors 57mm MK.2 : Meriam Reaksi Cepat FPB-57 TNI AL

Bofors 57mm MK.2

Di lingkungan armada TNI AL, sosok kapal patroli cepat ini memang punya ciri khas tersendiri , selain karena desain yang tampil beda, FPB (fast patrol boat)-57 juga sangat kondang karena sebagian besar jenis kapal perang ini dibangun oleh PT. PAL, atas dasar kerjasama dan lisensi dari Friedrich Luersen Weft (FLW), perusahaan kapal asal Jerman.

FPB-57 tak pelak menjadi kebanggan industri alutsista dalam negeri, hingga saat ini dari segi kuantitas, FPB-57 yang punya panjang keseluruhan 58,1 meter, telah diproduksi dalam 5 subvarian, dimana subvarian NAV-5 didaulat sebagai generasi FPB-57 yang paling canggih. Hingga tahun 2003, setidaknya ada 12 FPB-57 yang meluncur melengkapi kekuatan armada kapal cepat TNI AL. Apa yang menjadikan FPB-57 begitu spesial? Dari segi persenjataan, jelas kapal cepat ini terus mendapat upgrade alutsista terbaru, semisal di NAV-5, yang terdiri dari KRI Hiu (804), KRI Todak (803), KRI Layang (805), dan KRI Lemadang, sudah mampu dipasangi sistem rudal anti kapal C-802 buatan Cina.

Tapi sebenarnya ada satu senjata lagi yang membuat FPB-57 terlihat begitu berkarakter, yakni adanya meriam Bofors 57/70 kaliber 57mm yang terpasang pada sisi haluan kapal. Dari segi desain, meriam Bofors 57mm ini terlihat menarik, berbeda dengan bentuk kubah meriam kapal perang TNI AL pada umumnya, kubah (cupola) Bofors 57 dibuat mengikuti rancangan streamline yang futuristik, bahkan ideal untuk dipasangkan pada kapal yang mengusung desain stealth.

KRI Hiu (804), salah satu FPB NAV-5 yang dilengkapi Bofors 57mm dan rudal C-802

Sejatinya TNI AL memiliki dua tipe Bofors 57mm buatan pabrikan senjata ternama asal Swedia, Bofors Defence (sekarang BAE Systems), yakni MK.1 dan MK.2. Untuk MK.1, sudah lebih lama digunakan TNI AL, tepatnya dipasang sebagai meriam utama pada Kapal Cepat Rudal (KCR) kelas Dagger buatan Korea Selatan, diantaranya adalah KRI Rencong (621), KRI Mandau (622), KRI Badik (623), dan KRI Keris (624). Sedangkan untuk yang lebih baru, versi MK.2 digunakan sebagai standar senjata utama pada FPB-57 NAV-1, NAV-2, dan NAV-5.

Khusus untuk Bofors 57mm MK.2 di FPB-57, mulai dirancang pada tahun 1981, dan mulai digunakan pada korvet milik Swedia pada tahun 1985. Dibanding versi MK.1, versi MK.2 dirancang lebih canggih dan akurat dalam menghantam sasaran. Secara teori, Bofors 57mm MK.2 dapat memuntahkan 220 amunisi untuk tiap menitnya.  Namun untuk operasional, jumlah amunisi yang siap tembak di dalam cupola hanya mencapai 120 peluru. 40 peluru dalam posisi siap tembak, 40 peluru dalam 2 magasin sekunder, dan 40 peluru lagi dalam 2 magasin tengah dengan dua jenis peluru.

Bofors 57mm MK.2 dalam sebuah penembakkan

Bofors MK2 saat dalam masa produksi

Jarak tembak maksimum Bofors 57mm MK.2 bisa mencapai 17.000 meter, dengan sudut elevasi laras 45 derajat berhulu ledak HE (high explosive). Sudut elevasi laras dapat dimainkan mulai dari -10 hingga 75 derajat. Sedangkan untuk jarak tembak efektif bisa dicapai pada jarak 8.500 meter. Tiap proyektil yang ditembakkan mempunyai kecepatan luncur 1.035 meter per detik.  Sebagai bukti bahwa Bofors 57mm adalah meriam reaksi cepat, dapat dilihat dari kecepatan reaksi laras yang mencapai 40 derajat untuk tiap detiknya. Dengan kemampuan reaksi cepatnya, maka pihak pembuat senjata menggadang meriam ini sanggup untuk menghancurkan rudal anti kapal yang meluncur mengikuti kontur permukaan air laut (sea skimming).

Sadar kondisi gelombang laut yang kerap tidak bersabahat,  Bofors 57mm MK.2 dibekali perangkat gyro stabilized, dengan perangkat ini dapat menjamin laras meriam tetap mengunci pada targetnya walau kapal dalam kondisi bergoyang akibat hantaman ombak saat bergerak cepat. Dalam kondisi darurat, takkala system elektrik tidak berfungsi, juga tersedia system penyetabil alternatif yang dioperasikan secara manual. Dalam pengendaliannya, meriam ini dapat dioperasikan secara remote dari PIT (pusat informasi tempur), sebagai perangkat pemandu tembakan ke sasaran (fire control tracking system) dipilih Lirod MK.2 buatan Thales.

Lirod MK.2, perangkat pemandu tembakkan pada Bofors 57mm MK.2

Struktur bagian dalam kubah Bofors 57mm MK.2

Sisi bagian belakang Bofors 57mm MK.2, tampak pada bagian dalam, sabuk magasin amunisi.

Bofors 57mm MK.2 sejatinya di buat dari basis meriam kapal Varian SAK 57/60 yang dikembangkan diera 1940-an. Setelah melewati proses yang cukup berliku maka lahirlah generasi Mk.2 di awal era 1980-an. Salah satu terobosan yang diterapkan bofors pada varian ini adalah menyulap sisttem pendingin laras. Berbekal kemajuan ilmu metalurgi proses pendinginan cukup dengan udara dan buka lagi memakai air (water cooling system) selain itu dengan berat keseluruhan sistem dibawah tujuh ton maka meriam bisa di pasang pada kapal-kapal perang berbobot minimal 150 Ton.

Meriam ini masuk dalam golongan multi purpose, ampuh untuk menangkal serangan udara, melakukan serangan ke permukaan, bahkan dapat digunakan untuk BTK (bantuan tembakan kapal) secara terbatas ke pantai. Untuk versi MK.2, selain Indonesia, meriam ini juga digunakan oleh Swedia, Malaysia, dan Kanada. Untuk versi MK.2, Bofors telah memproduksi sebanyak 25 pucuk, artinya ada 25 kapal perang di seluruh dunia yang menggunakan Bofors 57mm MK.2.

Bofors 57mm MK.2 juga menjadi meriam andalan pada frigat AL Malaysia, kelas Lekiu.

Sistem katrol dan motor katrol pada Bofors 57mm

Proses pengisian amunisi pada magasin

Bofors 57mm dan meriam OTO Melara 76mm dalam sebuah uji kalibrasi

Melihat spesifikasinya, Bofors 57mm sedikit banyak mirip dengan meriam Oto Melara kaliber 76mm yang juga digunakan oleh TNI AL di kelas frigat Van Speijk dan SIGMA. Meski proyek FPB-57 kini telah dihentikan, namun eksistensi meriam Bofors nampaknya akan tetap diperhitungkan, seperti rencana jenis meriam ini untuk dipasangkan pada generasi KCR (kapal cepat rudal)-60 yang akan dibangun oleh PT. PAL. Berdasarkan penuturan eks perwira di FPB-57, dikatakan bahwa meriam ini termasuk yang paling akurat di lingkungan TNI AL, ditambah perawatannya pun termasuk mudah.

Sampai sekarang keluarga meriam Bofors 57 mm sudah masuk ke versi Mk.3, ciri fisik yang menjadi faktor pembeda adalah dihilangkannya jendela bidik operator pada bagian kubah sebelah kiri MK.3. Artinya generasi ini sudah mengadopsi sistem penembakan otomatis sepenuhnya. Selain itu tampilan, kemajuan tembak pun juga dipenuhi. Berbekal proyektil berlabel 3P All Target Amunition maka jarak jangkau terdongkrak tiga kilometer lebih jauh dari generasi sebelumnya.

Bofors 57mm MK.3

Bofors 57mm MK.3 versi Stealth, laras dapat dimasukkan ke dalam kubah.

Bukan itu saja yang membuat meriam ini begitu menarik , pada Bofors Mk.3 juga dirancang dengan versi stealth, bisa di gunakan pada kapal yang sudah menganut teknologi siluman. Agar RCS (Radar Cros Section) kapal tetap minim dari tangkapan dan jangkauan radar musuh, maka saat tak digunakan laras bisa disembunyikan di dalam rumah meriam (gun-house). Dengan segudang kelebihan tadi maka tak salah bila Bofors Mk.3 jadi penghuni tetap dek depan korvet siluman Swedia, dari kelas Visby. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi Bofors 57mm MK.2
Negara pembuat         : Swedia
Kaliber                : 57mm/70
Jarak tembak max        : 17.000 meter
Jarak tembak efektif        : 8.500 meter
Kecepatan tembak         : 220 peluru/menit
Kecepatan proyetil        : 1.035 meter/detik
Sudut elevasi laras         : -10 sampai 75 derajat

17 responses to “Bofors 57mm MK.2 : Meriam Reaksi Cepat FPB-57 TNI AL

  1. artikelnya keren… like this

    Suka

  2. 57mm yah mirip kaliber simbah S-60 😛 anyway HARUS ADA STANDARISASI AMUNISI utk kanon2x kapal ALRI !, karena kalo tidak dimulai dr skarang maka akan terjadi logistic nightmare….lemme see 120mm,76mm,57mm,30mm gatling gun on parchim class and 12,7mm….belon ditambah “meriahnya” perangkat CMS masing2x kapal perang “saya prihatin…”

    Suka

  3. untuk soal logistik ada benarnya kata mas Orba, tapi ragam kaliber juga diperlukan, karena ukuran kaliber memang disasar untuk spesifikasi target yang berbeda.

    Suka

    • lha kanon itu bukan main armament lagi kok utk fregat dan korvet apalagi destroyer berpeluru kendali (DDG)….kalo ada yg masih ngotot kanon utk fire support beach head marinir…heloo this’s 21st century naval warfare gitu looh 🙂 kalo mao clearing the beach udah ada misil dan bantuan tembakan udara toh…malah lebih ngeri dengan cara begini…..(apalagi ada rencana mo masang MLRS di LPD(?) sebagai saturation fire) ….oleh karena itu utk masa depan standarisasi kanon cukup 2 kaliber sajah 76mm dan 30/20mm

      Suka

  4. hmmm…pendapat anda kurang tepat mas orba…dulu AS waktu perang vietnam jg seperti anda,nggak masang kanon di pesawat F4.akibatnya waktu duel dgn Mig 17 vietnam dlm jarak dekat n manuver tinggi malah jadi bulan2an krn rudal gak bs ditembakin dlm jarak dekat.begitu jg dgn kapal perang. gmana kalo lawannya kapal cepat yg notabene kecil n kerap bertempur dalam jarak dekat untuk melempar torpedo?tau2 dah disamping kapal.mana sempat lg lepas rudal!

    Suka

    • 🙂 ane khan bilang bukan “main armament” kamerad…..jd kalo mmg utk close combat,auxillary AA gun atau pertahanan yah bisa pake kanon juga, but it’s less lethal than using missiles and torpedos 😉

      Suka

  5. setuju dah kalo gitu he he he….kirain mo diapus semua.kan mandul kapal perang tanpa kanon…kalo S60 sih masih lama pensiun untuk melengkapi arhanudri ring of steel obvit.arhabudse dah punya RBS.tinggal arhanud berat blon macam rudal dvina zaman orla…

    Suka

    • RBS? emang masih pada idup tuh warhead fuzenye? denger2x om panda lagi PDKT nawarin HQ-9 (s-300 KW1) ama HQ-16 (BUK-M KW1) tuh 😛 tp kalo SAM utk ALRI seeh masih gelap gulita keknye…..segelap proyek2x macam KCR,PKR dan trimaran 😦 SAYA PRIHATINNNN hiks

      Suka

  6. siip. btw FPB 57 rencananya akan dibuat brp unit y..

    Suka

  7. indonesia tu punya ngga sihh kapal destroyer, data wikipedia nyebutin kira2 indonesia punya 6 kapal destroyer. tpi stelah saya cari2 tentang kapal2 destroyer itu ngga ad. di situs lain jga ga ada… mohon tanggpana nya.

    Suka

  8. Beehh miskin amat, padahl di brbgai sumber informasi indonesia dblang punya kapal dstroyer ad yg blang smpai punya 7 buah. Kayak nya ni informan ga bsa bedain frgate am destroyer
    Ckckck
    Gmana mw nyerbu malaysia ato negara musuh.. Kalo cuman ngandelin korvet & fregat yg fungsi nya hanya sebagai kapal patroli & penjaga/pengawal.
    Kan butuh tu kapal dngan spesifikasi snjata lengkap dan kemampuan penjelajah tinggi seperti destroyer & cruiser utk menyerbu blum lg indonesia ga punya kapal induk. Skalipun punya jumlah pesawat utk jdi anggota kpal induk ga ckup..

    Untung ja ga jadi perang..
    Sekalipun indonesia menang. Pasti bnyak alutsista yg rusak toh jg akhrnya sama2 rugi, kalo alutsista hancur maka ga ad yg jga wilayah indonesia , bnyak teroris & threat masuk. So ya hrus dperbaiki ato beli yg bru..
    Masalah nya ya kalo itu bsa dilakukan.
    Wong anggaran dana nya kurang & pejabat nya korup semua. Hahaha
    Sekian komentar saya.

    Suka

  9. Cikoh cinta tanah air

    Di salah blog militer di google tni al sudah memiliki kapal selam dari Rusia..mohon dikonfiirmasi kebenarannya admin? Lalu juga blog yg mengatakan sukhoi tni sudah dipersenjatai,bahkan blog itu menunjukan gambar rudal yg menempel di sukhoi tsb. Mohon juga di konfirmasi admin. Thanks

    Suka

    • Untuk foto kapal selam yang Anda lihat di salah satu blog, rasanya itu hanya ulah kreatifitas di Photoshop 🙂 Untuk Sukhoi yang sudah dipersenjatai, kami belum tahu informasinya.

      Suka

  10. Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL Pondok Karya Pondok Aren Tangsel Banten menilai meriam BOFOR’S 57 mm mk 2 dan mk 3 cocoknya dipasang dan pakai KAPAL PATROLI POLISI AIR POLDA seluruh tanah air,TNI.AL sangat sesuainya adalah KAPAL RUDAL CEPAT rudal yakhont,rudal brahmos,rudal HQ,rudal s.400,rudal iskandar,rudal shahab.sekarang tergantung keseriusan Saudaraku Presiden RI-bapak SBY,mampukah beliau melobi rusia,china,iran tuk mendatangkan rudal tsb?.

    Suka

  11. Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL Pondok Karya Pondok Aren Tangsel Banten menyayangkan saja kapal FPB TNI.AL hanya dipersenjatai BOFOR’S 57 mm mk 2,apalagi Rheinmetal mk 1 dan mk 2,hal ini sama saja bunuh diri kalau FPB TNI.AL hanya dipersenjatai di FPB TNI.AL.Senjata ini cukup dipasang di kapal patroli POLISI AIR Polda se-tanah air,DKP,beacukai,kp.3.Jenis FPB TNI.AL adalah bersifat BURU-SERGAP-HANCURKAN.

    Suka

  12. An@k Pul@u K@lim@nt@n(Borneo Boy)

    Mantap!

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Indomiliter Batalkan balasan