BTR-4: Intip Ranpur Amfibi Generasi Mendatang Korps Marinir TNI AL

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Bila dicermati, sistem senjata pilihan Korps Marinir TNI AL sebagian berkiblat pada Eropa Timur, tidak hanya bicara sejarah sejak era 60an, melainkan ranpur yang hadir agak baruan, seperti BVP-2 dan BMP-3F juga berasal dari Eropa Timur, tepatnya Slovakia dan Rusia. Seolah meneruskan tradisi yang ada, ranpur generasi mendatang Korps Marinir juga dicanangkan dari belahan Eropa Timur, tepatnya kali ini melirik Ukraina, negara pecahan Uni Soviet yang kampiun dalam industri alat-alat berat.

Meski saat tulisan ini dibuat tengah terjadi pergolakan politik di Ukraina, tapi kemasyuran pengembangan alutsista di Ukraina masih cukup diperhitungkan, salah satunya lewat rancang bangun ranpur BTR (Bronetransporter)-4 yang diproduksi Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau (SOE KMDB). BTR-4 mengambil basis platform APC (armoured personnel carrier) alias kendaraan lapis baja angkut personel. BTR-4 dapat digolongkan sebagai panser dengan penggerak roda 8×8. Merujuk dari tampilannya, desain panser ini rupanya buah perpaduan rancang bangun BTR-80A dan APC asal Jerman, TPz Fuchs. Dimana kedua ranpur tersebut juga mengandalkan penggerak roda 8×8 dan punya kemampuan amfibi.

Korps Marinir TNI AL punya kesan mendalam pada sosok ranpur berpenggerak roda 8×8, buktinya meski hanya memiliki 12 unit BTR-80A yang dibeli dari Rusia, tapi BTR-80A begitu diandalkan untuk mendukung misi batalyon mekanis TNI dalam kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Kemudian kabar berlanjut dari komentar KSAL Laksamana TNI Marsetio, seperti dikutip dari situs http://koarmatim.mil.id, “Pada tahap awal sebagai pengganti PT-76 akan didatangkan sebanyak 55 unit BTR-4. Dengan demikian Korps Marinir akan memilki satu batalyon ranpur BTR-4. Pada Renstra dua dan tiga akan ditambah lagi satu Batalyon BTR-4”, kata KSAL.

BTR-4 dapat mengarungi air tanpa persiapan.

BTR-4 dapat mengarungi air tanpa persiapan.

Menanggapi komentar KSAL, banyak pihak kemudian mempertanyakan, mengapa tank roda rantai seperti PT-76 diganti ranpur beroda ban? Ditambah platform BTR-4 adalah APC. Lepas dari itu, perlu diketahui BTR-4 dihadirkan dalam beberapa varian, mulai dari varian angkut personel, intai komando, ambulans, sampai versi kanon 120 mm. Di negara asalnya, BTR-4 lebh kondang sebagai IFV (infantry fighting vehicle). Sejauh ini, belum jelas varian apa yang akan diadopsi Korps Marinir. Meski bila dinalar, bila asasinya menggantikan perang PT-76 yang dibekali kanon Cockerill 90 mm, mestinya Korps Marinir juga mendapatkan BTR-4 varian penggebuk yang punya fire power dengan dukungan kanon berkaliber sedang.

Berdasarkan informasi yang dirilis pihak pabrikan, BTR-4 terdiri dari varian:

– BTR-4K
Merupakan varian komando yang dilengkapi dengan kanon 30 mm dan senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Diawaki oleh 7 orang (komandan, pengemudi, penembak kanon, dan 4 personel infanteri). Varian ini juga didukung perangkat komunikasi yang cukup canggih. Bobot varian komando yakni 20,2 ton.

command

– BTR-4Ksh
Merupakan varian kendaraan komando dan staf perhubungan. Punya bobot 18,5 ton dengan 7 awak (komanda, pengemudi, mekanik, dan 4 staf). Kendaraan ini dibekali beberapa perangkat komunikasi pendukung operasi tempur, sebut saja T-173M radio sets, R-173PM radio receivers, R-163-50K radio sets, R-163-KP radio receivers, R-159 radio sets, Severok-K radio set, AVSK-1 crew intercom system, oral and written information cryptographic protection equipment, TA-57-U telephone sets, TK-2 telephone spool. Sementara perangkat navigasinya ada TIUS-NM satellite navigation system, Inertial navigation support system, dan SN-3003 Bazalt portable satellite navigation support system. Mendukung observasi dalam pertempuran, panser ini dilengkapi teropong dan long-distance night vision device. Di varian ini hanya dibekali senapan mesin berat TKB-01-1 kaliber 12,7 mm.

ksh

– BRM-4K
Merupakan varian intai, diawaki oleh 6 personel (komanda, pengemudi, juru tembak kanon, navigator, dan dua orang observer). Sebagai varian intai, awak pengamat dibekali perangkat TKN-3MU combined day/night periscopic binocular. Sebagai senjata utama yaitu kanon 30 mm. Bobot varian ini adalah 20,7 ton.

recon

– BREM-4K
Merupakan varian repair and recovery vehicle. Punya bobot 19 ton. Awak terdiri dari 4 orang (komandan, pengemudi, rigger dan welder/pengelas). Untuk menunjang misinya, panser ini dilengkapi crane yang punya bisa meng-handle bobot 3 ton. Selain itu ada winch dengan kabel yang dapat menarik bobot 6,8 ton. Untuk fasilitas perbaikan, ada kemampuan pengelasan dan alat penarik kendaraan (towing).

repair

– BSEM-4K
Merupakan varian ambulan dengan bobot 18,6 ton. Awak terdiri dari 3 orang (komandan, pengemudi, dan seorang petugas medis).

ambulance

– MPO-4K
Merupakan varian paling sangar dari keluarga BTR-4. Dengan bobot 21 ton, dibekali kanon kaliber 120 mm yang dapat menghantam MBT (main battle tank). Selain juga dibekali SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Kapasitas kanon 120 mm dapat membawa 40 amunis, sementara SMB 12,7 mm punya bekal hingga 450 peluru. Varian ini diawaki 4 orang (komandan, pengemudi, juru tembak, dan loader amunisi)

mop

– BTR-4 BAU
Merupakan varian kombat yang dilengkapi modul BAU 23 x 2, terdiri dari kanon laras ganda kaliber 23 mm dan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Kanon beroperasi secara coaxial. Kanon kaliber 23 mm dapat memuat 400 amunisi dan senapan mesin 7,62 mm dengan 2.000 amunisi. Selain komanda, pengemudi, dan juru tembak, varian ini dapat membawa 8 pasukan infanteri.

BTR-4 BAU sedang berenang.

BTR-4 BAU sedang berenang.

– ShKval Module
Serupa dengan varian BTR-4 BAU, hanya diganti modul kubahnya dengan paduan kanon 30 mm dengan 360 amunisi, pelontar granat otomatis kaliber 30 mm dengan 150 amunisi, dan senapan mesin kaliber 7,62 mm dengan 2.000 amunisi. Dalam kubah juga terdapat dua rudal anti tank 9P135M Konkurs. Varian ini juga dapat membawa 8 pasukan infanteri.

shkval

– GROM Module
Kombinasi senjata pada kubahnya serupa dengan ShKval Module, hanya saja di GROM module cantelan peluncur rudal anti tank 9P135M Konkurs ada 4 unit. Varian ini juga dapat membawa 8 pasukan infanteri.

BTR-4 GROM module

BTR-4 GROM module

Pada dasarnya, awak inti BTR-4 ada 3, yaitu komandan, pengemudi, dan penembak. Dalam versi APC, maksimum bisa membawa hingga 9 personel infanteri. Nah, soal jumlah personel infanteri yang bisa dibawa sangat bergantung pada modul senjata yang dipasang. Format modul dan pilihan senjata yang dipasang, sejatinya bisa diracik berdasarkan permintaan negara pemesan.

Bila diamati dari rancang bangunnya, BTR-4 terdiri dari 3 kompartemen utama. Kompartemen bagian depan menjadi area pengendara dan komandan. Sementara kompartemen bagian tengah diperuntukkan bagi mesin dan perangkat transmisi. Dan, kompartemen bagian belakang dirancang sebagai area untuk penempatan pasukan.

btr-4_2l

Personel infanteri keluar masuk lewat pintu dua pintu dibelakang, model ini menjadikan pasukan lebih terlindung saat pertempuran. Selain itu, pasukan infanteri juga dapat keluar masuk lewat roof hatches, sekaligus dapat memberikan bantuan tembakan bila diperlukan. Untuk posisi komandan dan pengemudi ada di bagian depan, untuk keluar masuknya disediakan pintu disisi kanan dan kiri.

btr-4_lb_1l

BTR_0030

Untuk elemen perlindungan, seluruh lapisan body BTR-4 mampu menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm dan sisa serpihan proyektil artileri, termasuk pada kaca jendela pengemudi. Pada bagian depan, proteksi diperkuat dengan mampu menahan proyektil kaliber 12,7 mm. BTR-4 juga dirancang mampu menahan efek ledadakan dari ranjau anti tank seberat 6 kg. Dalam misi tertentu, BTR-4 dapat pula dipasangkan perlengkapan anti NBK (nuklir, biologi dan kimia) untuk perlindungan bagi para awaknya.

Dari sisi tenaga, BTR-4 mengusung mesin standar diesel KMDB 3TD dengan dua langkah. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga maksimum 500HP. Selain itu, BTR-4 dapat pula dipasang dengan mesin diesel Deutz EBPO III dengan empat langkah, performa mesin ini dapat menghasilkan tenaga hingga 598HP.

Masih Minim Order
Sosok BTR-4 pertama kali ditampilkan ke public pada Juni 2006 pada pameran Aviasvit di dekat kota Kiev, ibukota Ukraina. Sementara uji kemampuan amfibinya dirampungkan pada Januari 2007. Produksi BTR-4 secara komersial baru dimulai pada tahun 2008 setelah pihak KMDB mendapat persetujuan dari Kementrerian Pertahanan Ukraina. Semenjak itu BTR-4 mulai mendapat pesanan secara terbatas dari AD Ukraina.

Salah satu BTR-4 milik Irak.

Salah satu BTR-4 milik Irak.

0c60d7131d23d0890e8495a8523ecd3d

Oleh pabrikannya, BTR-4 dirancang dengan sistem modular, dan sudah dipersiapkan untuk ‘ramah’ pada adopsi pilihan senjata yang diinginkan konsumen. Selain dilirik oleh Indonesia, nyatanya BTR-4 baru digunakan oleh Ukraina, Kazakhstan dan Irak. Irak memesan 420 BTR dalam berbagai varian pada akhir 2009. Beberapa gelombang pengiriman BTR-4 telah dilakukan ke Irak, tapi ada kabar yang kurang menyenangkan dari Janes.com (29/12/2013), disebutkan pada 27 Desember 2013, ada 40 BTR-4 yang dipulangkan kembali ke Ukraina sebelum dikeluarkan dari kapal, pasalnya pihak Irak kurang puas terhadap kualitas ranpur ini. (Gilang Perdana)

Spesifikasi BTR-4
Negara asal : Ukraina
Manufaktur : Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau
Berat : 17,5 – 25 ton (tergantung pada varian)
Mesin : 3TD diesel engine
Suspensi : 8×8
Jarak tempuh max : 690 km
Kecepatan max : 110 km/jam di jalan raya dan 10 km/jam di air

10 responses to “BTR-4: Intip Ranpur Amfibi Generasi Mendatang Korps Marinir TNI AL

  1. BTR-4 APC ITU UNTUK MENGGANTI BTR-50 TNI AL, KLW PT-76 DI GANTI TANK BMP 3F DARI RUSIA

    Suka

  2. Melihat fungsi, kelebihan dan efektifitasnya, dan dng melihat luasnya wilayah lautan dan bentuk indonesia sbg negara kepulauan dng belasan ribu pulau shg tdk memadai jika indonesia hanya memiliki 2 batalion BTR 4 dng pnggerak 8 roda, plng tdk indonesia perlu memilki 26 batalion BTR 4, 12 batalion BTR 4 dng canon 120 mm, dan sisanya terdiri dr berbagai varian, sdgkan BMP 3 F, indonesia perlu memiliki 22 batalion, dng dmikian indonesia akn disegani juga diperhitungkan dlm jumlah dan kualitas alutsistanya demi mempertahankan kedaulatan negara.

    Suka

  3. Bisa jadi BTR-4 batal dibeli Indonesia, soalnya negaranya lagi rusuh, dan kemungkinan Ukraina bakal pecah jadi dua negara, Ukraina yang pro barat dan Crimea yang masuk gank Rusia. Tapi kalo dilihat dari posisi dan lokasi pabriknya, BTR-4 ada di Crimea yang jadi wilayah “kekuasaan” Kremlin.

    Suka

  4. Kok Indo demen banget bli alutsista yg bermasalah ya? Dri nahkoda ragam sampe tarantula… knapa sih gag beli BTR-80 lagi Sklian di beli buat 2 Batalion dulu gitu…

    Suka

  5. Harus ada kerja sama antara PT PINDAD dengan TNI AL dalam memproduksi ranpur dan senjata yang speknya sesuai utk kepentingan MARINIR. Tujuannya adalah utk kepentingan national kita yaitu kemandirian alusista. Rasanya PT PINDAD tinggal selangkah lagi memprodusi yg seperti ini.

    Suka

  6. APC ga laku dan kualitas meragukan (irak aja kecewa dgn kualitasnya) ko bs kepilih menang tender ya? Modelnya sj sudah klo dibandingkan dgn VBCI, Patria AMV, Terrex, Badger (afsel), stryker, dll BTR-4 terlihat ketinggalan jaman. Knp ga beli buatan rusia sekalian aja klo emang mau murah dan kualitas baik.

    Suka

  7. Kalau pesan yang tidak standar, yang akan untung tentu saja Big Boss. Kalau gak gitu, gimana bisa beli jam mewah, walau katanya beli yang palsu. Lihat yang mereka beli, Ford Ranger, padahal ada yang lebih battleproven, Toyota Hilux. Atau di kepolisian dulu kendaraan operasionalnya Hyundai, sekarang jadi rongsokan di pinggir jalan di depan kantor polres-polres siap untuk dikilokan.

    Suka

  8. assalamkm sudah saatnya TNI.AL menambahkan armada jenis BTR-4 ini,jika memungkinkan panser yg dioperasionalkan BTR-4 yg mengusung cannon berkaliber 120mm,jadi senjata ampuh kekuatan TNI.AL.bila memungkinkan PT.PINDAD bisa memproduksi panser yang memiliki cannon sedang.sehingga TNI juga bisa pemukul kekuatan penuh selain MBT.tapi apa memungkinkan 2014 ini presiden baru kita bisa meng-akuisisi MBT jenis MBT T-80U rusia?.

    Suka

    • Mas Eko, sayangnya pesanan BTR-4 sudah dibatalkan terkait krisis di Ukraina. Mengenai MBT, pemerintah sudah jatuhkan pilihan pada Leopard 2A4, mengenai order MBT selain itu rasanya belum memungkinkan.

      Suka

  9. assalamkm sudah saatnya TNI.AL menambahkan armada jenis BTR-4 ini,jika memungkinkan panser yg dioperasionalkan BTR-4 yg mengusung cannon berkaliber 120mm,jadi senjata ampuh kekuatan TNI.AL.bila memungkinkan PT.PINDAD bisa memproduksi panser yang memiliki cannon sedang.sehingga TNI juga bisa pemukul kekuatan penuh selain MBT.tapi apa memungkinkan 2014 ini presiden baru kita bisa meng-akuisisi MBT jenis MBT T-80U rusia?.terimakasih.

    Suka

Tinggalkan komentar