Jaguar Class: Generasi Awal Kapal Cepat Torpedo TNI AL

schnellboot-typ-140-jaguar-klasse-3

Komposisi Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL terbagi dalam Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT). Meski kiprah seputar KCT belakangan kurang terdengar, namun TNI AL hingga kini masih mengoperasikan KCT yang diwakili jenis FPB-57 Nav II. FPB-57 penyandang gelar KCT terdiri dari 4 unit, yakni KRI Andau 650, KRI Singa 651, KRI Tongkak 652, dan KRI Ajak 653. Sebagai KCT, senjata unggulannya adalah 2 torpedo 533 mm SUT (surface and underwater target). Flash back ke masa lalu, TNI AL pernah mencapai masa keemasan dengan mengoperasikan MTB Jaguar Class yang di setiap kapal dapat membawa 4 buah torpedo.

Ada delapan MTB Type 140 Jaguar Class yang dimiliki TNI AL. Jenis kapal ini sejak pertengahan tahun 1960 mulai memperkuat armada TNI AL. Delapan MTB buatan galangan kapal Lursen & Kroger di Bremen, Jerman (Barat) tersebut dibeli dalam dua varian, terbuat dari kayu mahogani dan dari besi baja ringan. Empat MTB Jaguar Class yang terbuat dari kayu adalah KRI Serigala, KRI Beruang, KRI Matjan Tutul, dan KRI Matjan Kumbang. Sedangkan empat kapal sisanya terbuat seluruhnya dari besi. Varian ini tampil dengan identitas KRI Anoa, KRI Adjak, KRI Singa, dan KRI Harimau.

Meski MTB milik TNI AL pada masa itu tampil dalam dua varian, kesemuanya dideskripsikan sebagai “senjata sangat ampuh jika digunakan secara mendadak karena dengan tiba-tiba sanggup melancarkan serangan. Untuk itu hanya diperlukan bantuan berupa kegelapan malam, cuaca berkabut, serta kesempatan bersembunyi di balik pulau kecil atau berlindung dalam sebuah teluk.” Kapal inilah yang disebut sebagai MTB (Motor Torpedo Boat). Di lingkungan US Navy, kapal jenis ini populer dengan sebutan PT (Patrol Boat).

Aksi MTB saat melepaskan torpedo.

Aksi MTB saat melepaskan torpedo.

Jaguar Class milik AL Turki.

Jaguar Class milik AL Turki.

Jaguar Class AL Jerman Barat.

Jaguar Class AL Jerman Barat.

Dari delapan MTB Jaguar Class eks Jerman Barat, hanya tinggal KRI Harimau yang sampai sekarang masih bisa disaksikan di Museum Purna Bhakti Pertiwi – Taman Mini Indonesia Indah. Nasib KRI Harimau cukup beruntung karena tidak dijadikan besi tua, lantaran KRI Harimau pernah dianaiki Mayor Jenderal Soeharto sewaktu memimpin persiapan operasi Trikora.

Dari spesifikasinya, Jaguar Class punya ukuran panjang 42,6 meter, tetapi lebarnya tidak lebih dari 7,1 meter. Sementara bobotnya 183,4 ton dengan postur bodi kapal terlihat langsing. Meski tampilannya sederhana, Jaguar Class bisa berlaku garang dan lincah. Kapal ini di dukung empat mesin diesel Mercedes-Benz MB51B yang menghasilkan kekuatan 3.000 tenaga kuda. Dengan demikian, sesuai sebutannya sebagai kapal cepat, gerakannya memang bisa sangat cepat. Dengan di dorong empat baling-baling berdiameter 1,15 meter, Jaguar sanggup meluncur di atas permukaan air dalam kecepatan maksimum 42 knot (sekitar 77 km per jam).

fgs-typ-140-jaguar-class-fast-attack-boat

KRI Harimau di Museum Purna Bhakti Pertiwi.

Perhatikan, kapal ini dilengkapi empat baling-baling.

Dommel alt mit Hirschgeweih

Keunggulan lainnya, Jaguar Class punya lunas hanya sedalam 2,5 meter. MTB ini mampu melaju di laut dangkal tanpa hambatan. Kondisi tersebut menjadikan kapal cepat pembawa torpedo ini sanggup berkelok-kelok di antara beragam selat sempit sekaligus dangkal. Rancangan MTB Jaguar Class sejatinya merupakan pengembang dari kapal cepat andalan Jerman era Perang Dunia II, yakni E Boat. Dalam sekali jalan, kapal ini dapat membawa 25 ton bahan bakar, 1,12 ton pelumas, dan 2 ton air tawar.

Unjuk kerja Jaguar Class memang mengagumkan. Sekali meninggalkan pangkalan, kapal dengan 39 anak buah kapal (ABK) – terdiri dari 4 perwira, 2 juru masak, 17 petugas kamar mesin, 18 pelaut – mampu beroperasi dalam radius sejauh 700 nautical mile (setara 1.300 km) pada kecepatan 35 knot. Apalagi jika membawa senjata andalannya, empat torpedo MK-3. Kapal perang tipe ini bakal berubah menjadi seekor jaguar galak sekaligus haus darah. Jaguar Class setiap saat siap bertarung serta menenggelamkan segala macam tipe kapal atau sasaran di atas air meski ukuran sasaran jauh lebih besar beberapa kali lipat.

SAMSUNG CSC

Torpedo pada bagian depan.

Bofors 40mm pada buritan, tampak posisinya diapit oleh dua tabung peluncur torpedo.

Bofors 40mm pada buritan, tampak posisinya diapit oleh dua tabung peluncur torpedo.

Posisi Bofors 40mm di MTB Jaguar pada haluan.

Posisi Bofors 40mm di MTB Jaguar pada haluan.

Menurut catatan, MTB Jaguar Class oleh pabrikanya hanya diproduksi sebanyak 20 unit, periode produksinya dimulai sejak tahun 1957 hingga 1960. Indonesia membeli 8 unit diantaranya. Sejak Jaguar Class resmi memperkuat Satuan Kapal Cepat TNI AL, baru dua MTB yang pernah mengikuti latihan perang di laut, yakni KRI Matjan Tutul dan KRI Adjak. Kedua kapal tersebut diikutkan dalam Operasi Lumba-Lumba pada pertengahan 1961, melakukan latihan dengan AL India di perairan Laut Jawa. Dua MTB tergabung dalam Satgas 203 bersama destroyer KRI Singamangaraja, KRI Siliwangi, KRI Sarjawala, KRI Surapati, KRI Patimura, dan KRI Hasanuddin. Juga disertakan empat unit pesawat pemburu kapal selam, Gannet.

MTB Tanpa Torpedo
Meski namanya Motor Torpedo Boat, Jaguar Class TNI AL di masa operasinya justru tidak dibekali torpedo. Pasalnya, sejak awal sudah direncanakan MTB dari Jerman Barat ini akan dibekali torpedo buatan Inggris. Sebagai negara yang baru saja dikalahkan dalam Perang Dunia II, industri strategis di Jerman waktu itu terkena beragam pembatasan. Jerman boleh memprodiksi MTB, tetapi tidak boleh memproduksi torpedo.

tigerspr

Karena torpedo yang diproduksi Inggris-lah yang kemudian berimbas negatif. Inggris dan Belanda, sama-sama anggota NATO yang terikat kerja sama saling membantu. Akibat dari dari kisruh konflik Irian Barat dengan Belanda, terutama saat Presiden Soekarno memilih opsi militer terhadap Belanda, maka pihak Inggris memberlakukan embargo senjata kepada Indonesia.

Praktis Jaguar Class TNI AL hanya mengandalkan dua pucuk meriam Bofors 40 mm L/70, masing-masing di haluan dan buritan. Ada tambahan dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning kaliber 12,7 mm untuk pertahanan jarak dekat. Karena tak membawa bekal torpedo, beban 4 unit MTB untuk misi penyusupan ke Irian Barat digantikan dengan membawa empat perahu karet untuk misi pendaratan. Dalam kondisi ideal, Jaguar Class dapat membawa empat torpedo MK-3 533 mm, ranjau laut, dan 4 depth charges (bom laut) untuk menghancurkan kapal selam. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi MTB Type 140 Jaguar Class:

  • Produksi : Lursen & Kroger
  • Dimensi : 42,6 x 7,1
  • Berat : standar 183,4 ton – full 210 ton
  • Mesin : 4 mesin diesel Mercedes-Benz MB51B
  • Kecepatan max : 42 knot
  • Jangkauan : 700 nautical mile

25 responses to “Jaguar Class: Generasi Awal Kapal Cepat Torpedo TNI AL

  1. Rekonstruksi sejarah yang cukup bagus 🙂

    Suka

  2. thx min..artikelnya mncerahkan 😉

    Suka

  3. Min, mau tanya… kalo perbedaan pesawat tempur Sukhoi SU 30 MK2 sama SU 30 MKM bedanya apa yaa, trus kira2 lebih cabggih mana???

    Suka

  4. Apakah Nama Kapal Matjan Tutul ini jenis kapal yang digunakan oleh Laks. Yos Soedarso? Mohon pencerahan,..

    Suka

  5. cuma kapal kecil kayak gini…kalau berlayar di laut selatan atau laut indonesia timur agak mengerikan…karena ombak disana sangat besar….

    Suka

  6. Top speed 42 knot!
    Kecepatan jelajah bisa 35 knot?
    Jarak jangkau 1.300 Km?
    Cocok banget bagi patroli di dalam wilayah Nusantara.
    Kenapa kapal cepat kita hanya dibuat top speed 32 knot ya?
    Kenapa tidak bikin desain dgn kemampuan seperti Jaguar class tsb?
    Dgn sistem network centric sebenarnya kapal2 kecil dpt jadi penggentar, seperti lebah-lebah yg diusik sarangnya.

    Suka

    • Ya karena kecepatan identik dengan konsumsi bahan bakar yg tinggi, sementara utk saat ini yang dikedepankan pemilihan mesin yang ekonomis 🙂

      Suka

    • Soal kebut2 an, ane pernah tanya sama sohib ane di armatim, kenapa , mereka gak pernah melaju dalam kecepatan 42 knot, dan kenapa sekaran kcr cuma 32 knot,
      Sohib ane cuma ngejawab, gak usah 42 knot cukup 35 knot aja udah pada muntah2,, apalagi 42 knot, kepalanya pasti udah lepas,, dan 1 hal lagi dalam konsumsi bahan bakarnya, kalao pakai 42 knot lebihbbaras, jatah 15bhari melautnkalao ngelaju 42 knot, gal sampai 10 hari dah minggir lagi, cari minyak,
      Sori ane awam,

      Suka

  7. Bicara soal E(nemy) Boat,sebutan sekutu untuk Schnell Boot (Kapal Cepat) jerman memang jawaranya Kapal Cepat Torpedo…dengan rancangan haluan seperti Yacht dan peluncur torpedo yg menyatu dengan lambung kapal sehingga mengurangi drag dgn udara membuat kapal cepat jerman ini unggul dalam kecepatan dan membelah ombak laut utara yg terkenal ganas…tidak ada kapal cepat sekutu yg bisa menandingi kecepatannya…

    Kalau melihat bentuk jaguar class tidak diragukan lagi merupakan reinkarnasi dari Schnell Boot…soal peluncur torpedo yg kini berada di atas lambung tdk menyatu lagi sepertinya merupakan siasat jerman agar jaguar class kompatibel dgn peluncur dan torpedo buatan manapun mengingat jerman dilarang memproduksi torpedo dan peluncurnya…

    Suka

    • Yang dikemukakan bung Wehrmacht ini ada menjawab komentar saya sebelumnya (yg sudah dikomentari oleh admin juga).

      Jadi, maksud dari komentar saya sebelumnya itu adalah, dengan perkembangan sains dan teknologi harusnya bisa dibuat kapal dgn kecepatan cukup tinggi dan tetap efisien efektif.

      Misalnya dgn mesin disel yg sekarang dgn kekuatan yg besar dan cukup hemat bahan bakar. Dipadu dgn desain kapal pembelah ombak dan teknologi shit gear yg memadai.

      Bukan kah (misalnya nih) mesin disel yg sekarang pun dibanding zaman dulu tentu ada peningkatan efisiensi dan efektivitas bahan bakar dan kinerja, kan?

      Suka

  8. Yang gak enak bacanya ketika diembargo oleh inggris, ndehh… inilah resiko beli sma barat atau nato, apabila kita konfrontasi sma negara tetangga yang notaben sekutunya, alamat bernasib yang sama dulu dan sekarang… semoga indonesia secepatnya mampu menguasai teknologi canggih baik KS,pespur, kapal perang, sehingga indonesia mampu swasembada alutsista dalam negeri.

    Suka

  9. semua jenis kapal umumnya dibuat menurut kegunaannya masing2, jaguar class ini misalnya dirancang utk penyerangan mendadak utk kemudian kabur, ideal juga utk misi infiltrasi, tapi sangat tidak cocok utk patroli. dengan lunas yg pendek kapal mmg ideal berlayar dilaut dangkal atau tenang, tp jika dilaut yg sedang bergelombang akan menjadi tidak stabil, lunas yg dalam akan menjamin kestabilan kapal shg ABK tidak mudah mabok.

    utk patroli keamanan laut, diperlukan kapal yg relatif besar, krn harus dipikirkan bekal yg harus dibawa dan sarana kenyamanan ABK, itu sebabnya dibuku spt janes fighting ship sering disebutkan brp hari sebuah kapal bisa beroperasi tanpa bekal ulang.

    Suka

  10. paling2x jga buat ngocor

    Suka

  11. denprovost formil

    admin , tolong itu real warrior di blokir atau di banned aja, komentar ngerusak aja kok bisa dimuat terus, sayang blog bagus tapi komentarnya sampah!
    thx

    Suka

  12. sampahnya dimana????ente mau zona aman saja??zona strang strong..gak lihat realita???asal bapak senang????lihat kehidupan nyata coooyyy…kemukakan apa yang ada…yang baik ya bilang baik…yang lemah ya bilang lemah….jangan cengeng kalau dilihatkan kenyataan saat lemah…starng strong….gak ada kerjaan….india gak juga bicara strang strong…tapi nyata kuat

    Suka

  13. wihhhh pasti keren ya, pengen dong naik kapal jaguarnya heheh

    Suka

  14. Min embargonya inggris sampe taun berapa waktu itu?
    Trus katanya waktu hawk dateng ke embargo lg ya???

    Suka

    • Sampai tahun berapanya kurang tahu persis, yang jelas setelah masuk ke rezim Orde Baru semua kembali lancar jaya 🙂 waktu Hawk sempat ada penundaan pengiriman lantaran isu HAM di Timor Timur, lalu ada lagi larangan penggunaan Hawk utk aksi Darurat Militer di Aceh oleh pihak Inggris.

      Suka

Tinggalkan komentar