Tarantula 6×6: Panser Pemukul Untuk Wilayah Perbatasan

5

Ditengah keriuhan hadirnya MBT Leopard 2A4 dan IFV Marder 1A3, terselip sosok panser anyar yang berkualifikasi AFSV (Armoured Fire Support Vehicle). Meski ditilik dari sejarahnya, kavaleri TNI AD sudah mahfum dengan panser dengan senjata kanon, seperti Alvis Saladin, V-150 kanon, dan Panhard EBR, tapi baru lewat Tarantula, korps baret hitam ini resmi memiliki panser kanon berkemampuan amfibi dan kanon kaliber 90mm. Sebelumnya dikelas ini memang akan dimasuki Anoa versi kanon 90mm, tapi lantaran prototipnya belum lulus pengujian, TNI AD keburu ambil pesanan lain.

Dilihat dari platformnya, sosok ranpur ini punya rancang bangun serupa dengan Anoa buatan Pindad, yang kemudian diadaptasi lebih lanjut dalam varian-varian lainnya. Secara garis besar  ranpur dibangun dari cetak biru struktur APC (armoured personel carrier), alias ranpur angkut personel. Tarantula dibuata oleh Doosan DST – Korea Selatan, ranpur ini aslinya bernama Black Fox. Selain tampil dalam versi berpenggerak 6×6, ranpur ini juga dibuat dalam versi 8×8, tapi konon versi 8×8 disebut-sebut sebagai produk gagal, karenanya pihak produsen pun tidak terlalu meng-expose versi tersebut ke pasaran.

Sebelum resmi ditampilkan dalam pemeran Alutsista TNI AD 2013, sebenarnya panser ini sudah ditampilkan dalam ajang Indo Defence 2010 di Kemayoran, wajar saja lantaran kontrak pembelian senilai US$70 juta baru ditandantangani oleh Kemhan RI pada tahun 2009. Kontrak pembelian menyiratkan pengadaan 22 unit Tarantula 6×6, 11 unit akan didatangkan langsung dari Korea Selatan, dan 11 sisanya ditangani semi rakitan oleh PT. Pindad.

6

Panser Kelas Berat

Bila dalam dunia tank tempur dikenal istilah MBT (main battle tank), maka Tarantula dalam dunia panser bisa juga disebut kendaraan tempur roda ban kelas berat. Disebut kelas berat lantaran bobot tempur Tarantula yang mencapai 18 ton, Tarantula lebih berat ketimbang heavy panser AMX-10RC dengan kanon 105mm buatan Perancis yang bobotnya hanya 15 ton. Bahkan, tank utama TNI AD dekade tahun 90-an, Alvis Scorpion punya  berat hanya 8 ton. Sebagai perbandingan lagi, tank AMX-13 berat tempurnya 14,5 ton. Berat Tarantula, hanya kalah sedikit dibanding ranpur roda rantai Korps Marinir TNI AL, IFV BMP-3F yang punya bobot 18,7 ton.

Sebelum ditampilkan dalam versi kanon, Black Fox APC memang sudah punya bobot yang aduhai, yakni 16 ton. Versi APC memuat 3 kru dan 9 personel bersenjata lengkap. Apa yang membuat bobotnya sedemikian berat? Boleh jadi karena lapisan baja 6mm yang menyelubungi body, sehingga ranpur ini tahan dihujani proyekil kaliber 12,7mm, tapi bisa juga karena chasis yang memang jumbo.

7

Daya Gempur

Dari lini kesenjataan, unit kavaleri TNI AD pastinya sangat familiar dengan senjata utama di Tarantula, yakni kanon Cockerill MK3M A1 kaliber 90mm. Kanon buatan CMI Defense – Belgia ini dilengkapi peralatan mutakhir, seperti lanser range finder dan computer balistik. Kanon 90mm ini juga punya daya tolak balik yang rendah, sehingga tidak terlalu membuat guncangan pada kendaraan saat proyektil dilepaskan.

Cockeril  90mm punya jarak tembak maksimum hingga 6.000 meter, dan jarak tembak efektif 1.500 meter.  Pada kubah terdiri dari dua awak, yakni juru tembak (gunner) dan komandan kendaraan. Dengan Cockerill, Tarantula tak hanya mampu melahap pada siang hari, tapi malam hari pun siap dijabani, pasalnya sudah terdapat night vision berbasis thermal, plus periskop dengan optik mutakhir.  Sementara, tipikal amunisi yang disediakan adalah APFSDS-T (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot-Tracer), HEAT (High Explosive Anti Tank), HE-T, dan Canister (anti personil).  Dalam sistem  penembakan, kanon 90 mm tidak hanya bekerja sendiri, Cockerill juga menyediakan proteksi balistik dari senapan mesin kaliber 7,62 mm yang larasnya bergerak mengikuti gerakan laras kanon (coaxial). 

Kanon Cockerill 90mm

Kanon Cockerill 90mm

Dibekali plontar granat asap untuk elemen perlindungan.

Dibekali pelontar granat asap untuk elemen perlindungan.

Bagi personel kavaleri TNI AD, sosok Cockerill MK3 bukan barang baru lagi, kanon low pressure ini sudah melekat sebagai senjata utama pada tank ringan Scorpion dan tank amfibi PT-76 Korps Marinir TNI AL juga menggunakan kanon jenis ini, menggantikan kanon kaliber 76mm.

 Masuk Arsenal Batalyon Tank

Berdasarkan keterangan dari awak panser Tarantula yang dilatih selama 3 bulan di Korea Selatan, ranpur ini akan ditempatkan pada dua batalyon, yakni di Yonkav 1 Tank/Kostrad dan Yonkav 9 Serbu/Kodam Jaya. Merujuk dari komposisi kedua batalyon, tidak lain keduanya adalah kesatuan kavaleri tank. Yonkav 1 yang bermarkas di Cijantung – Jakarta Timur, berintikan tank Scorpion dan tank APC Stormer. Sementara Yonkv 9 yang bermarkas di Serpong – Tangerang, berintikan kekuatan tank AMX-13 dan tank AMX-13 VCI/APC.

Propeller yang siap terpasang, menjadikan panser ini dapat berenang tanpa persiapan khusus.

Propeller yang siap terpasang, menjadikan panser ini dapat berenang tanpa persiapan khusus.

Pintu belalang untuk keluar masuk dua personel infantri

Pintu belalang untuk keluar masuk dua personel infantri

Tampilan bagian belakang secara keseluruhan, Tarantula juga memiliki ramp door.

Tampilan bagian belakang secara keseluruhan, Tarantula juga memiliki ramp door.

Rumah amunisi pada bagian dalam kubah

Rumah amunisi pada bagian dalam kubah

Dengan bergabungnya Tarantula di kedua batalyon kavaleri tersebut, maka Yonkav 1 dan Yonkav 9 akan menjadi batalyon kavaleri dengan kekuatan komposit, terdiri dari unsur tank dan panser. Sebelumnya porsi penempatan panser dengan kemampuan khusus dipusatkan pada Yonkav 7 Sersus/Kodam Jaya. Salah satu kekuatan YonKav 7 adalah panser kanon V-150 dengan beragam varian, termasuk versi kanon 90mm.

Bocorannya, Tarantula akan ditempatkan sebagai kekuatan pemukul di wilayah perbatasan RI, khususnya di Kalimantan. Medan Kalimantan memang dipandang ideal untuk gelaran panser yang punya keunggulan mobilitas dan low maintenance. Selama ini daya deteren kavaleri TNI AD di perbatasan Malaysia dipandang minim, mengingat hanya mengandalkan tank lawas AMX-13, panser Saladin, dan Saracen.

Performa Tarantula

Dapur pacu Tarantula 6×6 dipasok oleh mesin diesel DL08 6 silinder Segaris. Tenaga yang dihasilkan dari mesin adalah 400HP/2.200 RPM. Untuk sistem transmisinya masih menggunakan pola manual. Ranpur dengan 3 awak (juru tembak, komandan, dan juru mudi) ini kapasitas BBM 340 liter, dari kapasitas tersebut ranpur dapat menjelajah hingga 800km.

Dari spesifikasi resmi, kecepatan laju maksimum di jalan raya hingga 100km/jam, dan kecepatan maksimum di air 8km/jam. Untuk melaju di air, Tarantula dilengkapi dua propeller di bagian belalang, selain bantuan ban untuk melaju di air. Tarantula dapat mengatasi rintangan tegak setinggi 0,55 meter, rintangan miring hingga 30%, rintangan parit 1,5 meter, dan tanjakan hingga sudut 60%. Selain 3 orang awak, Tarantula dapat membawa 2 personel infrantri bersenjata lengkap. Dua personel ini duduk di bagian belakang secara berhadap-hadapan, untuk laju keluar masuknya melalui pintu belakang/ramp door.     

Tarantula_1

Melihat peran Tarantula yang cukup strategis, idealnya kuantitas ranpur ini dapat ditambah untuk memperkuat lini panser kanon TNI AD. Atau, akan lebih baik bila PT. Pindad dan TNI AD menyempurnakan kembali Anoa versi kanon 90mm. Bagaimanan pun juga, produk alutsista Dalam Negeri harus diutamakan, sepanjang dari sisi teknologinya telah dikuasai secara memadai. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Tarantula 6×6

  • Pembuat                             : Doosan DST, Korea Selatan
  • Mesin                                   : diesel DL08 6 silinder Segaris
  • Kapasitas BBM                  : 340 liter
  • Berat Tempur                    : 18 ton
  • Jarak Jelajah                       : 800km
  • Kecepatan max di jalan raya        : 100km per jam
  • Kecepatan max di air                      : 8km per jam
  • Senjata Utama                                  : Cockerill MK3M A1 kaliber 90mm
  • Awak                                     : 3 orang

 

 

 

14 responses to “Tarantula 6×6: Panser Pemukul Untuk Wilayah Perbatasan

  1. Artikel yg oke-Nahh ini dia TARANTULA yg kmaren di monas’ saya sempat manjat naik ke atas turet cockeril90 mm nya-truss nyobain firefinder dan otak atik NVG nya- asyik deh-bodi nya monster -salut buat TNI yg kini sudah milik tarantula-pokok nya’klengkapan fitur2 di panser tarantula itu udah full up to date-levelnya swer deh-di atas AMX10 RC-prancis PANDUR austria- TEREX saf- SIBMAS/ CONDOR malon-ROOIKAT afsel-CENTAURO itali- minimal nya tarantula lebih segar umurnya dari yg laen-dan kehadiran tarantula tlah menambah koleksi panser canon TNI sprti : V150 canon90 mm- (SALADIN 76 mm-meski tua tapi udah di retropit tetap oke buat fungsi bubarkan formasi TDDM- FRETELIN- he he)..to indomiliter sy usul : di ulas juga panser baru TNI yg nyaris tidak tersentuh publikasi- yaituTAIPUR NORINCO WZ555..? dan disandang nya fungsi baru panser V150 comand SCOUT- kini tugas sbg panser RECONAISANCE -bodi nya lebih oke futuristik ketimbang feret – sekian dan trims-

    Suka

  2. question…kl cuman untuk BANPUR apakah efesien dan efektif? melihat slow rate 90mm canon kurang nendang dibanding high rate 25/30mm canon…kl dilihat dr siluetnya neh tarantula ketinggian apa enggk jd sasaran empuk ATGM,tank destroyer dan recoilless rifle musuh?

    Suka

    • Namanya juga infantry support bang jendral.ya tugasnya mirip2 self propeled gun.gak harus ada di depan.jobdesk-nya kan bantuan tembakan.gak hrs low silouette toh? Mengenai rate of fire juga karena nih laba laba bkn IFV yg jobdesknya memberikan suppresing/covering fire (menekan musuh) agar infantri bisa menyergap dgn aman.tugas utama tarantula adalah melunakan pertahanan musuh,bkn menyerang bersama infanteri.do you read me,over?

      Suka

      • jendralKorup

        negative over…..khan kostrad dan yonkav udah punya V-150 dengan kanon 90mm juga knapa harus mendatangkan barang dengan spek yg sama? plus tuh “black fox” bukan berperan sebagai IFV loh tp cenderung jd AFV (attack fighting vehicle), knapa tidak ANOA saja yg dikasih turret 90mm (seperti mock up di indodefense tempo hari)….lagipula kl untuk menghajar pilebox atau fortress musuh bisa dilakukan unit2x infantri dengan RPG atau MLRS 😎

        Suka

  3. Kalo menurut gw sih ada unsur “paksaan” soal tarantula.pertama,pengembangan anoa kanon terhambat sepertinya soal turet dan selera kavaleri.kedua,tarantula adalah syarat kroya ngasih tot panser kanon dan kemungkinan tank.ketiga,AD takut gak kebagian anggaran mengingat ALRI dan AURI pesan ini itu yg pastinya sangat menyedot dana sehingga kebutuhan yg bs di tunda (bkn gak butuh loh) diadakan sekarang juga.padahal kan tuh marder bisa berperan sbg infanteri support juga dan fungsi bantuan tembakan bisa dilakukan armed dgn astros,caesar atau kavaleri dgn Self Propeled yg lebih tangguh,amx.

    Suka

    • Dilihat belinya yang cuma 22 unit rasanya benar juga, kalo pengadaan Tarantula sekedar misi coba2. Secara mungkin korea juga kasih kredit pembayaran yang enak buat RI..hehehe

      Suka

  4. Mantab!

    Suka

  5. Kayaknya nih panser dari tampangnya gampang terbalik ya

    Suka

  6. Panser Tarantula sebenarnya akan dibuat sebagai platform ujicoba bagi TNI dan PINDAD sebagai masukan untuk Anoa versi canon, agar nantinya dapat dibuat secara mandiri oleh PINDAD…segala kekurangan dan kekurangsempurnaan dari Tarantula dipelajari agar panser canon produksi dalam negeri menjadi lebih handal…

    Suka

  7. assalakm saya rasa masih kurang pengadaan unit tank tarantula ini,bagaimana kalau ditambah 2 batalyon lagi kekuatannya bagi yon kav kostrad.Tapi kenapa tidak diusahakan melalaui pindad agar anoa 6*6 ini dapat dipasang crockerill 90mm,dan kemungkinan dapat juga dikembangkan pemasangan rudal starstreak jadi sifatnya dapat mobile.Tetapi jangan mengandalkan kemampuan starstreak inggris mungkin kita harus punya minimal 5 baterai rudal s-300 rusia,rudal hq.16 atau hq.12.semoga berkenan TNI dapat memprtimbangkany

    Suka

  8. assalakm saya rasa masih kurang pengadaan unit tank tarantula ini,bagaimana kalau ditambah 2 batalyon lagi kekuatannya bagi yon kav kostrad.Tapi kenapa tidak diusahakan melalaui pindad agar anoa 6*6 ini dapat dipasang crockerill 90mm,dan kemungkinan dapat juga dikembangkan pemasangan rudal starstreak jadi sifatnya dapat mobile.Tetapi jangan mengandalkan kemampuan starstreak inggris mungkin kita harus punya minimal 5 baterai rudal s-300 rusia,rudal hq.16 atau hq.12.

    Suka

  9. Kita beli Tarantula buat belajar menutupi kekurangan Anoa versi Canon, kita kesulitan dg Turet Canon Anoa dan Anoa belum bisa berenang di air alias belum punya kemampuan Amphibi seperti Tarantula. Semoga kedepan kelemahan Anoa versi Canon bisa diperbaiki dengan berkaca pada Tarantula dan Anoa juga bisa berenang di air sebagaimana mestinya Panser.

    Suka

  10. “cc”nya piro mas?

    Suka

Tinggalkan komentar